Seperti orangtua lainnya, melihat anak aktif bergerak, ceria, dan belajar hal-hal baru, pasti membuat hati senang. Bayi yang baru belajar merangkak dan berjalan akan berusaha menggapai benda-benda, menggelinding, merangkak, memanjat, apa pun benda yang ada di sekelilingnya. Di awal-awal usianya, anak akan mencoba belajar berkenalan dan mengeksplorasi benda-benda. Namun, di usianya yang masih muda dan gerakan yang belum cekatan, anak-anak belum memiliki koordinasi otak untuk bereaksi terhadap bahaya.
Amat besar potensi anak kecil untuk terjatuh atau terjungkir akibat benda-benda di sekitarnya yang bisa saja merupakan benda tajam dan benda-benda berbahaya lainnya. Makin bertambah besar, makin besar pula tanggung jawab Anda untuk menjaga Si Kecil. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk membantu Si Kecil jauh dari risiko terluka;
Lupakan baby walkersUsahakan untuk meminimalkan penggunaan baby walker untuk balita yang sedang belajar berjalan. Menurut data yang didapat dari American Academy of Pediatrics (AAP), setidaknya terdapat 14.000 kecelakaan yang terjadi pada anak-anak balita akibat penggunaan baby walker. Penyebabnya antara lain karena bayi jadi sangat rentan terguling karena tidak bisa mengontrol diri ketika mendorong dirinya ke sana-sini. Bayi bisa terguling jatuh mengenai benda-benda berbahaya, seperti menyenggol kompor panas, terguling ke dalam kolam, pemanas, atau pun meja dengan benda berat yang bisa terjatuh dan mengenai bayi, atau lebih ekstremnya lagi terguling jatuh dari tangga. Meski, memang tak jarang juga bisa memberi semacam penghalang bagi si bayi ketika ia menuju keluar gerbang dan ia tertahan dan lainnya. Ketimbang merisikokan bayi cedera akibat baby walker, coba ganti dengan activity saucer, semacam alat seperti baby walker namun tidak beroda. Bayi bisa melompat-lompat seperti di baby walker, tapi alat ini tak akan membawanya berjalan, tapi membantunya melatih kaki dengan melompat.
Jendela*Mungkin Anda masih teringat berita bayi terjatuh dari jendela kamar apartemen di lantai atas beberapa waktu lalu. Ini merupakan pelajaran untuk tidak menganggap enteng bahaya jendela. Jangan terlalu mempercayakan kasa jendela untuk mencegah bayi jatuh dari jendela. *Gunakan pengunci jendela yang jauh dari jangkauan anak-anak. Atau untuk lebih amannya, gunakan jeruji agar anak tidak bisa keluar dan melompat dari jendela. Anak-anak bisa lolos dari sela-sela sekecil 12 cm, maka pastikan teralis atau jeruji pengaman di jendela tidak lebih besar dari jarak tersebut. Pastikan teralis semacam ini aman untuk anak, namun juga bisa dibuka orang dewasa untuk mengantisipasi dari kebakaran. *Jauhkan jendela dari kursi, tempat tidur bayi, tempat tidur, dan furnitur lainnya untuk mencegah Si Kecil memanjat ke ambang jendela.
Tangga*Jangan tinggalkan anak-anak tanpa pengawasan di sekitar tangga, meski tangga tersebut diberi pagar pengaman anak-anak. Anak kecil bisa memanjat pagar pengaman anak-anak, dan terjatuh dari ketinggian yang lebih tinggi lagi. Bila kamar Si Kecil dekat dengan pagar, sekalian pasang pagar di pintu kamarnya agar ia tak mendekati tangga. *Amankan tangga rumah dari benda-benda yang bisa membuat tersandung, seperti mainan, karpet yang tak terpasang pas, sepatu, ornamen pajangan, atau apa pun yang bisa membahayakan. *Pasang pengaman di sepanjang railing (tonggak-tonggak untuk pegangan di pinggir tangga) jika anak Anda bisa lolos dari situ. *Jika Anda memutuskan untuk memasang pagar pengaman anak, usahakan jangan yang berbentuk akordion, karena berpotensi mencekik leher anak. *Memasuki usia 10-12 bulan, ajarkan Si Kecil untuk menuruni tangga dengan mundur perlahan. Dengan mundur perlahan, Si Kecil akan memastikan kakinya menjejak anak tangga satu per satu, sambil badannya menempel di anak tangga yang lebih tinggi. Namun, tentunya, Anda jangan pernah lengah ketika Si Kecil berada dekat tangga rumah.
Sekitar rumah*Pastikan karpet rumah terpasang sempurna, tak ada yang longgar untuk mencegah Si Kecil tersandung, atau mengangkat karpet dan memasukkan benda-benda berbahaya ke bawahnya. *Ketika menaruh anak di dalam kursi bayi untuk ditempatkan di dalam mobil, jangan sekali-kali menaruhnya di atas meja, karena gerakan anak bisa membuatnya tak seimbang, dan ia bisa terguling. *Pastikan barang-barang yang bisa dijadikan pegangan oleh anak, seperti meja, kabinet, rak televisi, rak buku, bufet, dan lainnya cukup stabil, sehingga ia tak akan tertimpa atau kejatuhan barang dari atasnya. Pastikan pula tak ada taplak yang menjuntai dan bisa ditarik Si Kecil. *Di toko-toko anak-anak atau hardware sudah tersedia pengaman pojokan berbentuk L untuk mencegah Si Kecil terantuk pojokan meja atau benda lain yang tajam. *Bersihkan segera air yang tumpah ke lantai sebelum Si Kecil atau siapa pun di rumah terpeleset. *Gunakan tempelan antilicin di lantai kamar mandi atau bak berendam.
Tempat tidur*Jangan pernah tinggalkan bayi tanpa pengawasan di tempat tidur atau tempat salin baju bayi. Jika telepon berbunyi ketika Anda sedang mengganti popok bayi di meja salinnya, angkat serta si bayi. Jika memang harus ditinggalkan, taruh bayi di lantai yang bersih dan aman, atau di tempat tidurnya. *Selalu pasang pagar pengaman yang ada di tempat tidur bayi. *Jika anak Anda di bawah usia 6 tahun, jangan berikan ia tempat tidur yang ada tangganya (tempat tidur susun). *Jangan pernah lalai untuk mencek ulang tali pengaman pada stroller, kursi tinggi, ataupun tempat bayi yang bisa dibawa-bawa. Termasuk tempat duduk untuk bayi di swalayan. *Biasanya, di tempat tidur bayi, orangtua memasang bumper, atau pengaman agar Si Kecil tidak terantuk pagar tempat tidurnya. Ketika Si Kecil sudah mulai besar dan bisa belajar berdiri, jangan lupa untuk mencopot pengaman tersebut untuk mencegah ia menggunakannya untuk melompat.
Berapa pun usia anak Anda, rumah seharusnya menjadi tempat paling nyaman untuk ia bermain dan belajar. Menyentuh, menggenggam, memanjat, dan mengeksplor adalah aktivitas yang membantu Si Kecil belajar dan berkembang. Jadi, biarkan ia belajar, dan Anda pun jangan lengah untuk menjaga keselamatannya.
Rabu, 29 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar